MAKALAH
STUKTUR ORGANISASI
DISUSUN
OLEH
:
1. Siti
Nurrohmah
2. Guniati
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI
PUTRA
BANGSA
Jalan
Ronggowarsito No. 18 Pejagoan Kebumen
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur Alhamdulillah panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ Peranan Bank dalam perekonomian ” dalam tugas
makalah “Bank dan Lembaga Keuangan lainnya”
Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bimbingan
dan dorongan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami sudah
berusaha sebaik mungkin dalam pembuatan makalah ini, tetapi kami masih
menganggap bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran akan kami terima dengan tangan terbuka sehingga mampu menyempurnakan
makalah ini. Pembuatan makalah ini hanya semata-mata hanya untuk keilmuan
akademis perkuliahan, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Akhir
kata, kurang dan lebihnya kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan.
Demikianlah
makalah ini kami buat, atas perhatian dan kesempatannya untuk membaca kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………….i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………….ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Struktur Organisasi…………………………………………………………2
2.2 Elemen-elemen Struktur Organisasi………………………………………………...3
2.3 Desain Organisasi Umum…………………………………………………………….10
2.4 Desain Organisasi Modern…………………………………………………………...12
2.5 Model Desain Struktur Organisasi…………………………………………………..12
2.6 Faktor-faktor penentu struktur
Organisasi…………………………………………13
2.7 Fungsi Struktur Organisasi…………………………………………………………..14
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………16
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………...17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi
atau perusahaan yang telah didirikan tentunya harus membentuk struktur organisasi,
sehingga tidak hanya sekedar gedung tempat kerja, tetapi juga jelas organisasi
yang dimaksud. Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah organisasi, di
mana struktur tersebut menjelaskan setiap tugas atau pekerjaan secara formal
dibagi, dikelompokkan dan dikordinasikan.
Pada
umumnya, suatu organisasi atau perusahaan memiliki struktur organisasi yang
berbeda dengan organisasi atau perusahaan lainnya. Struktur organisasi yang
tepat bagi suatu organisasi sangat bergantung pada strategi bisnis yang
dipilih, selain itu ada juga beberapa faktor penyebab perbedaan struktur
organisasi, yang akan dijelaskan dalam makalah ini.
Selain
itu, makalah ini juga akan membahas mengenai pengertian struktur organisasi,
elemen utama struktur organisasi, bentuk-bentuk struktur organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka penulis membuat permasalahan sebagai berikut.
1.2.1
Definisi Struktur Organisasi.
1.2.2
Apa saja Elemen-elemen Struktur
Organisasi.
1.2.3
Bagaimana Desain Organisasi Umum.
1.2.4
Bagaimana Dsain Organisasi Modern.
1.2.5
Apa saja Model Desain Struktur
Organisasi.
1.2.6
Apa Faktor-faktor penentu struktur
Organisasi.
1.2.7
Apa Fungsi Struktur Organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Struktur Organisasi
Menurut
Herbert A. Simon, Donald W. Smithburg, dan Victor A. Thompson , Organisasi
adalah suatu sistem terencana mengenai usaha kerjasama dalam mana setiap
peserta mempunyai peranan yang diakui untuk dijalankan dan kewajiban-kewajiban
atau tugas-tugas untuk dilaksanakan. Ada beberapa bagian dari organisasi,
yaitu:
1. The
Operating Core. Yang termasuk disini adalah para pegawai yang melaksanakan
pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa.
2. The
Strategic Apex. Yang termasuk di dalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak
(top management).
3. The
Middle Line. Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang
menjembatani manajer tingkat atas dengan bagian operasional
4. The
Technostructure. Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi
tugas untuk menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk standarisasi
dalam organisasi.
5. The
Support Staff. Yang termasuk disini adalah orang-orang yang memberi jasa
pendukung tidak langsung terhadap organisasi ( orang-orang yang mengisi unit
staff).
Struktur
adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktivitas di dalam organisasi .
Struktur organisasi adalah hubungan antar para pegawai dan aktivitas-aktivitas
mereka satu sama lain serta terhadap keseluruhan, di mana bagian-bagiannya
adalah tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing
anggota kelompok pegawai yang melaksanakannya.
Struktur
organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien. Struktur
organisasi sehat berarti tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan
peranannya dengan tertib. Struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan
peranannya tersebut masing-masig satuan organisasi dapat mencapai perbandingan
terbaik antara usaha dan hasil kerja.
1.3 Elemen-elemen Struktur Organisasi
Ada
beberapa elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika mereka
hendak mendesain struktur organisasi mereka. Keenam elemen tersebut adalah:
1.
Spesialisasi
Pekerjaan
Spesialisasi kerja berarti memberikan tugas yang spesifik
dan berulang.
Dengan
memecah pekerjaan menjadi tugas-tugas kecil yang dibakukan, yang dapat
dilakukan berulang-ulang, dengan begitu pekerjaan diharapkan dapat lebih
efisien. Atau dengan kata lain spesialisasi pekerjaan ialah sampai tingkat mana
tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan terpisah-pisah. Jadi
spesialisasi kerja bukan keseluruhan pekerjaan dilakukan oleh satu individu,
melainkan seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dan
setiap langkahnya diselesaikan oleh individu yang berlainan. Individu-individu
berspesialisasi dalam mengerjakan bagian langkah kegiatan tertentu, bukannya
mengerjakan seluruh kegiatan. Spesialisasi kerja yang tinggi juga bisa
digunakan sebagai suatu cara untuk memanfaatkan keterampilan karyawan secara
paling efisien. Dalam sebagian besar organisasi, sejumlah tugas menuntut
keterampilan yang tinggi, yang lain dapat dikerjakan oleh mereka yang tidak
terlatih. Semua karyawan dituntut harus mempunyai keterampilan yang diperlukan
untuk melakukan baik itu pekerjaan yang paling menuntut maupun yang paling
tidak menuntut keterampilan, akibatnya, kecuali bila melakukan tugas yang
paling canggih atau paling terampil, para karyawan akan bekerja di bawah
tingkat keterampilannya. Dan karena buruh terampil dibayar lebih tinggi
keterampilan, hal itu menggambarkan pemanfaatan yang tidak efisien atas
sumberdaya organisasi karena membayar mahal pekerja yang sangat terampil untuk
mengerjakan tugas yang mudah.
Efisiensi lain yang dapat dicapai melalui spesialisasi
kerja yaitu keterampilan karyawan untuk menjalankan tugas tertentu dengan
sukses meningkat melaui pengulangan. Diperlukan sedikit waktu untuk bertukar
tugas, untuk menyingkirkan peralatan dari langkah tertentu sebelumnya dalam
proses kerja itu, dan untuk mempersiapkan diri ke langkah berikutnya. Yang juga
penting, pelatihan untuk spesialisasi lebih efisien dari perspektif organisasi.
Lebih mudah dan lebih murah menemukan dan melatih karyawan guna melakukan
tugas-tugas yang khusus dan berulang. Ini sangat benar untuk operasi yang
sangat rumit dan canggih. Misalnya, dapatkah cessna menghasilkan jet citation
setahun jika satu orang harus membangun seluruh pesawat terbang itu sendiri?
Tidak mungkin! Akhirnya, spesialisasi kerja meningkatkan efisiensi dan
produktivitas dengan mendorong penciptaan temuan-temuan dan mesin khusus.
Selama sebagian besar paruh pertama abad ke-20,
spesialisasi kerja dipandang sebagai sumber peningkatan produktivitas yang
tidak habis-habisnya, karena spesialisasi kerja tidak dipraktikkan secara
meluas, penggunaan pertama kalinya hampir selalu menghasilkan produktivitas
yang lebih tinggi. Tetapi menjelang dasawarsa 1960-an, bertambah banyak bukti
bahwa hal baik itu bisa menghanyutkan. Muncul tekanan dari spesialisasi itu
pada diri manusia dalam bentuk kebosanan, kelelahan, stres, produktivitas
rendah, kualitas buruk, peningkatan kemangkiran, dan tingginya angka
pengunduran diri lebih besar dari pada keuntungan ekonomis. Dalam kasus semacam
itu, produktivitas dapat ditingkatkan dengan meluaskan, bukan menyempitkan
lingkup kegiatan pekerjaan. Artinya dengan memberikan berbagai kegiatan,
memberikan kesempatan melakukan pekerjaan keseluruhan secara lengkap, dan
dengan memasang anggota/karyawan kedalam tim-tim dengan keterampilan yang dapat
saling dipertukarkan, sehingga dapat membuat mereka menghasilkan keluaran yang
jauh lebih besar dengan kepuasaan anggota/karyawan yang meningkat.
Dewasa ini spesialisasi kerja tidak lagi dipandang
sebagai sumber peningkatan produktivitas yang tidak habis-habisnya. Manfaat
ekonomi yang diberikan oleh spesialisasi kerja dalam jenis-jenis pekerjaan
tertentu dan masalah-masalah akan timbul bila itu dilaksanakan terlalu jauh.
2.
Departementalisasi
Departementalisasi berarti dasar yang dipakai untuk
pengelompokkan pekerjaan.
Setelah
kita membagi-bagi pekerjaan melalui sepialisasi kerja, kita perlu
mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan ini sehingga tugas yang sama/mirip dapat
dikoordinasikan.
Salah
satu cara yang paling populer untuk mengelompokkan kegiatan adalah pengelompokkan
menurut fungsi yang dijalankan. Fungsi-fungsi tersebut dimaksudkan dapat
mencerminkan sasaran dan kegiatan organisasi itu. Keunggulan utama dari tipe
pengelompokkan ini adalah tercapainya efisiensi dengan mengumpulkan spesialis
yang sama. Departementalisasi fungsional mengusahakan tercapainya skala ekonomi
dengan menempatkan orang melalui keterampilan dan orientasi yang sama kedalam
unit-unit bersama.
Tugas juga dapat didepartementalisasikan berdasarkan
jenis produk yang dihasilkan organisasi itu. Artinya setiap jenis-jenis produk
akan ditempatkan dibawah wewenang eksekutif tertentu yang akan menyelesaikan
tanggung jawab global untuk jenis produk tersebut. Keuntungan utama dari tipe
pengelompokkan ini adalah meningkatnya tanggung jawab atas kinerja produk,
karena semua kegiatan yang terkait dengan produk spesifik berada dibawah
pengarahan tunggal.
Cara lain untuk melakukan departementalisasi adalah
atas dasar geografi atau teritori. Apabila pelanggan organisasi tersebar ke
area geografi yang luas, maka bentuk departementalisasi ini akan dapat
bernilai.
Misalnya,
terdapat pelanggan di kawasan barat, selatan, barat-tengah, dan timur. Dengan
demikiant tiap kawasan ini merupakan departemen yang diorganisir berdasarkan
lingkup geografi. Proses departementalisasi dapat digunakan untuk memproses
pelanggan maupun produk.
Kategori terakhir dari departementalisasi adalah
digunakannya tipe tertentu dari pelanggan yang ingin dicapai organisasi
tersebut. Asumsi yang melandasi departementalisasi pelanggan adalah bahwa
pelanggan di masing-masing departemen memiliki serangkaian masalah bersama dan
kebutuhan-kebutuhan bersama yang dapat sangat baik dicapai dengan memiliki
spesialis untuk masing-masingnya. Jadi artinya organisasi yang besar dapat
menggunakan semua ragam departementalisasi yang telah kita deskripsikan di
atas. Seperti misalnya melalui membentuk tim lintas-fungsional, yang mana agar
setiap aspek kerja klien ditangani oleh satu tim dan bukannya oleh departemen
yang terpisah.
3.
Rantai
Komando
Rantai komando merupakan garis wewenang yang tidak
terputus yang terentang dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan
memperjelas siapa melapor ke siapa. Jadi rantai inilah yang mempermudah
karyawan/anggota organisasi karena jadi mengerti kemana anggota/karyawan tersebut
jika menemukan masalah, dan kepada siapa pula anggota/karyawan tersebut
bertanggung jawab.
Ada dua konsep komplementer yang harus dibahas
sebelum membahas lebih jauh tentang rantai komando, yaitu :
Yang
pertama Wewenang, mengacu pada hak-hak yang inheren dalam posisi manajerial
untuk memberi perintah dan mengharapkan perintah tersebut dipatuhi. Untuk
mempermudah koordinasi, posisi manajerial diberi tempat dalam rantai komando,
dan tiap manajer diberi derajat wewenang agar mampu memenuhi tanggung jawabnya.
Dan
yang kedua asas Kesatuan Komando, membantu mengamankan konsep garis wewenang
yang tidak terputuskan. Kesatuan ini menyatakan bahwa seseorang seharusnya
mempunyai satu dan hanya satu atasan yang kepadanya ia bertanggung jawab
langsung. Jika kesatuan komando ini putus, bawahan mungkin harus berurusan
dengan tuntutan atau prioritas beberapa atasan yang berkonflik.
Waktu
berubah demikian pula ajaran dasar desain organisasi. Konsep rantai komando,
wewenang, dan kesatuan komando telah sangat kurang relevan dewasa ini karena
kemajuan teknologi komputer dan kecenderungan ke arah pemberdayaan
karyawan/anggota organisasi. Sebagai contoh, dewasa ini karyawan/anggota dapat
mengakses informasi dalam hitungan detik yang 30 tahun yang lalu hanya tersedia
bagi pimpinan. Selain itu konsep wewenang dan penyelenggaraan rantai komando
semakin kurang relevan karena karyawan/anggota operasional diberdayakan
sehingga mampu mengambil keputusan yang sebelumnya di khususkan untuk
manajemen.
Selain
itu, popularitas tim swa-manajemen dan tim lintas-fungsi dan penciptaan
rancangan struktural baru yang mencakup multi-bos, dan konsep kesatuan komando
dianggap kurang relevan. Tentu saja masih ada banyak yang merasa mereka dapat
menjadi produktif dengan mendorong rantai komando. Tampaknya semakin sedikit
orang semacam itu dewasa ini.
Artinya
mayoritas organisasi-organisasi besar telah menyatakan bahwa konsep rantai
komando ini tidak begitu baik dengan perkembangan jaman.
4.
Rentang
Kendali
Rentang kendali berarti jumlah bawahan yang dapat
diatur manajer secara efektif dan efisien.
Yang
menentukan banyaknya tingkatan dan manajer yang harus dimiliki oleh organisasi.
Bila semua hal sama, makin luas atau besar rentang itu, makin efisien
organisasi tersebut.
Rentang
yang lebih lebar memiliki keunggulan lebih efisien dalam hal biaya. Tetapi pada
pihak lain rentang yang lebih lebar akan mengurangi keefektifan. Artinya bila
rentang itu menjadi terlalu besar, kinerja karyawan akan menjadi korban karena
pimpinan tidak lagi mempunyai cukup waktu untuk memberikan kepemimpinan dan
dukungan yang diperlukan kepada karyawan/anggota organisasi tersebut.
Adapun keuntungan dari rentang yang kecil, dengan
menyelenggarakan kendali dari lima atau enam anggota/karyawan, pimpinan dapat
menyelengarakan pengendalian yang ketat. Namun rentang yang kecil mempunyai
tiga kekurangan utama. Pertama, rentang ini mahal karena menambah
tingkat-tingkat manajemen. Kedua, rentang ini membuat komunikasi vertikal dalam
organisasi menjadi rumit. Tingkat-tingkat hirarki tambahan memperlambat
pengambilan keputusan dan cenderung mengucilkan manajemen atas. Ketiga, rentang
kendali yang kecil mendorong pengwasan ketat yang berlebihan dan tidak
mendorong otonomi karyawan/anggota organisasi tersebut.
Kecenderungan dalam tahun-tahun terakhir adalah
kearah rentang kendali yang lebih lebar. Rentang kendali yang lebar konsisten
dengan upaya untuk mengurangi buaya, menekan overhead, mempercepat pengambilan
keputusan, meningkatkan keluwesan, mendekatkan diri ke pelanggan, dan
memberdayakan anggota/karyawan. Tetapi untuk menjamin bahwa kinerja tidak
menjadi korban karena rentang yang lebih lebar ini, organisasi-organisasi
melakukan investasi yang besar dalam pelatihan karyawan. Jadi karena kelemahan
rentang yang lebih lebar ini kurang cukupnya waktu untuk memberikan dukungan
kepada anggota/karyawan maka dilakukanlah semacam pelatihan baik itu dilakukan
ditempat organisasi tersebut atau keluar organisasi.
5.
Sentralisasi
dan Desentralisasi
Sentralisasi berarti mengacu pada tingkat di mana
pengambilan keputusan dipusatkan pada titik tunggal dalam organisasi.
Dengan
kata lain bahwa jika manajemen puncak mengambil keputusan utama organisasi
melibatkan sedikit atau sama sekali tidak melibatkan masukan dari anggota
tingkat bawah itu berarti organisasi tersebut tersentralisasikan.
Sebaliknya,
makin banyak anggota tingkat bawah memberikan masukan atau diberikan
keleluasaan untuk mengambil keputusan berarti makin ada desentralisasi.
Organisasi yang dicirikan oleh sentralisasi
merupakan benda struktural yang secara inheren berbeda dari organisasi yang
didesentralisasikan. Dalam organisasi yang terdesentralisasi, tindakan dapat
diambil lebih cepat unutk memecahkan masalah, lebih banyak orang memberikan
masukan kedalam keputusan, dan makin kecil kemungkinan para anggota/karyawan
merasa diasingkan dari pengambilan keputusan yang mana menyangkut kehidupan
kerja mereka juga. Karena ketika karyawan/anggota diberi peluang untuk
mengeluarkan ide-ide dan sarannya dalam proses pengambilan keputusan, maka
keputusan yang dihasilkan pun cenderung lebih berkualitas. Dalam banyak
situasi, anggota/karyawan jauh lebih akrab dengan situasi kerja dan lebih paham
akan berbagai dampak yang mungkin timbul daripada jajaran pimpinan. Jadi
kesimpulannya, tidak menyertakan karyawan/anggota dalam proses pengambilan
keputusan sama saja dengan menyia-nyiakan sumber masukan yang sangat berharga
dan disaat harus membuat perubahan, kesalahan besar adalah tidak menyertakan
karyawan/anggota dalam proses perubahan itu sejak awal.
Konsisten
dengan upaya manajemen akhir-akhir ini untuk membuat organisasi lebih fleksibel
dan tanggap, telah terdapat kecenderungan yang nyata ke arah desentralisasi
pengambilan keputusan.
Secara alamiah, beberapa pekerjaan saling bergantung
satu sam lain, dan mengharuskan anggota/karyawan hadir selama hari kerja penuh.
Akan tetapi, masid ada banyak sekali pekerjaan yang tak terhitung banyaknya
yang bisa di tangani secara lebih fleksibel, mungkin pekerjaan yang karyawan
hanya perlu hadir selama jam-jam tertentu saja.
Pimpinan
dalam sebuah organisasi juga harus tanggap, seperti melakukan langkah yang
sangat berani untuk memahami anggota/karyawannya secara individu, khususnya
berkaitan dengan kebutuhan, kemampuan, kekuatan dan tujuannya.
6.
Formalisasi
Formalisasi berarti mengacu pada tingkat di mana
pekerjaan di dalam organisasi itu dibakukan.
Jika
pekerjaan sangat diformalkan, pelaksanaan pekerjaan itu mempunyai kuantitas
keleluasaan yang minimun mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus
dikerjakan, dan bagaimana seharusnya mengerjakannya. Para anggota/karyawan
dapat diharapkan agar selalu menangani masukan yang sama dalam cara yang persis
sama, yang menghasilkan keluaran yang konsisten dan seragam. Dimana terdapat
formalisasi yang tinggi, disitu terdapat uraian jabatan yang tersurat, banyak
aturan organisasi, dan prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi
proses kerja dalam organisasi. Dimana formalisasi itu rendah, perilaku kerja
relatif tidak terprogram dan para anggota/karyawan mempunyai banyak kebebasan
untuk menjalankan keleluasaan dalam kerja. Karena keleluasan individu pada
pekerjaan itu berbanding terbalik dengan banyaknya perilaku dalam pekerjaan
yang diprogramkan sebelumnya oleh organisasi, semakin besar pembakuan itu,
semakin sedikit masukan dari pihak anggota/karyawan yang berkenaan dengan cara
pekerjaan itu harus dilakukan. Pembakuan tidak hanya menyingkirkan kemungkinan
karyawan menjalankan perilaku alternatif, melainkan juga bahkan membuat
anggota/karyawan tidak merasa perlu mempertimbangkan alternatif-alternatif.
Bicara soal formalisasi tentu saja berkaitan dengan
pengakuan terhadap anggota/karyawan di sebuah organisasi, dalam hal ini ada
pengakuan yang bersifat formal yang juga bisa menghasilkan pengaruh yang mampu
memacu perilaku, motivasi, dan kinerja anngota/karyawan.
Dalam
program-program ini, biasanya disebutkan berbagai perilaku yang diinginkan dan
hasil yang harus diraih, selain itu anggota/karyawan juga diberi gambaran yang
sangat jelas tentang ganjaran apa yang akan mereka dapatkan apabila harapan
yang disebutkan tadi dapat terpenuhi.
Pada
masa-masa awal diberlakukannya program pengakuan ini, sebagian besar program
ini didasarkan atas masa kerja anggota/karyawan pada sebuah organisasi. Pada
jaman itu, anggota/karyawan yang memiliki masa kerja selama lima tahun akan
mendapatkan sebuah pin atau pulpen, dan dengan masa kerja 35 tahun, mereka bisa
mendapatkan jam tangan emas misalnya. Tidak diragukan lagi bahwa telah terjadi
banyak sekali perubahan bukan hanya pada sikap anggota/karyawan terhadap masa
kerja jangka panjang, akan tetapi juga menyangkut perilaku organisasi terhadap
program-program pengakuan formal.
Selain
pengakuan yang bersifat formal ada juga pengakuan informal yang merupakan
langkah spontan dan menyenangkan untuk membuat anggota/karyawan kita melihat
dan mendengar betapa besar pengharagaan kita terhadap apa yang selama ini
mereka lakukan. Jenis pengakuan ini seringkali merupakan jenis pengakuan
termurah, karen pengakuan jenis ini bisa sangat sederhana misalnya memberikan
ucapan terima kasih atau pujian terhadap kinerja anggota/karyawan.
Pengakuan
semacam ini paling tepat diberikan segera setelah perilaku positif dikerjakan.
Dan lebih jauh lagi, dampak yang ditimbulkannya akan jauh lebih besar apabila
disampaikan didepan anggota tim lainnya. Andai hal ini tidak mudah atau sulit
dikerjakan, kita harus memastikan bahwa anggota tim lainnya setidaknya
mendengar tindakan yang telah kita lakukan.
1.4 Bentuk-bentuk struktur Organisasi
Umum
1.
Struktur
sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang
dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang
luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur
sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer
dan pemilik adalah orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah
kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan
dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah
struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil
karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi
berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi
cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
2.
Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas
operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan
ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai
departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan
pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
Kekuatan
utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar
secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang
diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit
fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan besar
lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan,
tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang
karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada
aturan keputusan terprogram yang mapan.
3.
Struktur
matriks
Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang
menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi
fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen
periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan
pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah,
universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
Pada
hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi:
fungsional dan produk Kekuatan departementalisasi fungsional terletak,
misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang
diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus
untuk keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi
tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat
waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki
keuntungan dan kerugian yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan
koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan
memenuhi target anggaran. Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan
tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah
produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan. Matriks berupaya menarik
kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks
adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam
struktur matriks memiliki dua atasan -manajer departemen fungsional dan manajer
produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.
1.5 Desain struktur organisasi modern
1.
Struktur
tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai
perangkat sentral untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik
utama struktur tim adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala
departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja.
Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus
spesialis.
2.
Organisasi
virtual
Organisasi
virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama
bisnis secara detail.
3.
Organisasi
Nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang
berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas,
dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.
1.6 Model desain struktur organisasi
1.
Model
mekanistis
Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang
dicirikan oleh departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan
informasi yang terbatas, dan sentralisasi.
2.
Model
organik
Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata,
menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang
rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan mengandalkan
pengambilan keputusan secara partisipatif.
2.6 Faktor-faktor Penyebab Perbedaan
Struktur Organisasi
Sebagian
organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang
lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang
diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi:
1.
Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang
digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari
strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus
terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan
perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu
dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar
kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi
biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk
masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan
diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi
minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara
ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu,
dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke
produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.
2.
Ukuran
Organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa
ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai
contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih
cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal,
serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak
bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang
semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.
3.
Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah
organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak
memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber
daya fisik menjadi produk atau jasa.
4.
Lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari
lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi
kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan,
pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan
sebagainya.
Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya
karena lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan
yang relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya,
tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat
ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin
memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang
sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis
mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi
pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara
signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi
para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah
sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya.
Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian
struktur organisasi.
2.7 Fungsi Struktur Organisasi
1.
Kejelasan
Tanggung Jawab
Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab
dan apa yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota organisasi harus
bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan,
karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
2.
Kejelasan
Kedudukan
Kejelasan
kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam
melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian
suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
3.
Kejelasan
Uraian Tugas
Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi
sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan
bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan
karena uraiannya yang jelas.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Organisasi
adalah wadah kegiatan daripada orang-orang yang bekerjasama
dalam usahanya mencapai
tujuan. Dalam wadah kegiatan itu setiap orang harus jelas
tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya, hubungan dan tata kerjanya. Itulah sebabnya struktur
organisasi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi yang baru dibentuk, dalam
keadaan berkembang maupun yang sudah mapan.
Perusahaan atau
organisasi sering mengubah strukturnya ketika skala usahanya dan
kompleksitasnya semakin besar.
Ada
beberapa bentuk struktur organisasi seperti yang telah dibahas dalam Bab II
Pembahasan, setiap struktur organisasi tersebut memiliki kelebihan serta
kekurangannya masing-masing. Namun, harapan setiap organisasi atau perusahaan
tentunya ingin tetap bertahan atau semakin maju.
Struktur
organisasi mempengaruhi perilaku organisasi karena faktor-faktor utama yang
menentukan perilaku individu dan kelompok adalah tugas dan hubungan wewenang.
Oleh karena itu, manajer harus merancang struktur organisasi agar memudahkan
komunikasi di antara para pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Robbins,
Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat. Hal. 214-224
2. Knight,
K. "Matrix Organization: A Review," Journal of Management Studies,
Mei
1976, hal. 111-130.
3.
Slots - casino, roulette, slots, table games, table games
BalasHapusSlots. Casino. Slots. Casino. Slots. Casino. 평택 출장샵 Slots. 정읍 출장마사지 Casino. Slots. Casino. Slots. 창원 출장안마 Slot. Casino. Slots. Casino. Slots. 광주 출장마사지 Casino. Slots. 과천 출장마사지